Di bagian depan komplek masih
berdiri plang bertuliskan Komplek Makam Teungku Kuta Gle dan Benteng Kuta Gle.
Komplek Makam Kuta
Glee.@ATJEHPOSTcom/MS Sultan
KOMPLEK makam pahlawan Teungku Kuta
Glee di perbukitan Desa Batee Iliek, Kecamatan Samalanga, Bireuen tak terurus.
Padahal makam tersebut situs sejarah dan bukti gigihnya pahlawan Aceh melawan
Belanda.
Pantauan ATJEHPOSTcom, komplek makam
itu masih dipenuhi belukar. Kesan tidak ada perhatian dari dinas terkait begitu
kentara. Bahkan, bangunan yang menutupi makam atapnya telah rusak, tertimpa
cabang pohon asam jawa.
Dahan pohon menimpa atap bangunan
yang menutupi makam telah terlihat sejak beberapa bulan lalu. Sepertinya tidak
ada warga atau peminat sejarah yang datang ke sana untuk memperbaiki bangunan
tersebut. Supaya terlihat ada rasa kepedulian dari anak negeri.
Makam itu dikelilingi pagar beton
dengan jeruji, berbentuk persegi sekitar 30 x 30 meter. Beberapa bagian pagar
itu juga terlihat rusak. Dahan pohon asam jawa berdaun lebat menghimpit atap
bangunan makam. Menambah semak suasana.
Di luar pagar komplek makam, ada
tiga bangunan lainnya. Tempat salat berukuran 2,5 x 4 meter letaknya agak
tinggi, layaknya pondok tetapi di sekeliling bagian bawahnya berkonstruksi
beton. Beberapa santri yang menuntut ilmu di dayah dekat komplek makam terlihat
pulas.
Tak berapa jauh dari bangunan musala
itu, terdapat bak air setinggi satu setengah meter. Pipa dengan keran air
terlihat di kedua sisinya yang berfungsi sebagai tempat wudhuk. Letaknya
bersisian dengan toilet. Tetapi air tidak mengaliri pipa itu. Sarana itu pun
menjadi percuma.
Di bagian depan komplek masih berdiri
plang bertuliskan Komplek Makam Teungku Kuta Gle dan Benteng Kuta Gle. Dipugar
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias, melalui Satker BRR pemulihan dan
pengembangan bidang agama, sosial dan budaya wilayah III.
Jamaluddin, warga Samalanga Sabtu 4
Mei 2013 siang mengatakan prihatin dengan tidak adanya kepedulian masyarakat,
terlebih dinas terkait untuk membersihkan komplek makam tersebut. Padahal situs
sejarah itu bukti heroik perjuangan pahlawan Aceh melawan penjajah Belanda.
“Pemkab Bireuen perlu mengalokasikan
anggaran untuk memelihara sejumlah situs sejarah yang ada di Bireuen, termasuk
makam Kuta Gle, sebab nilai sejarahnya sangat tinggi. Jika terus menerus tidak
ada yang peduli, dikhawatirkan bukti sejarah akan lenyap dan terlupakan,” ujar Jamal.
Menurut catatan sejarah, situs sejarah tersebut
melambangkan gigihnya perlawanan pejuang Aceh melawan agresi Belanda yang
merebut benteng Koeta Gle yang dipimpin Teungku Chik Bugis. Belanda harus
berperang 30 tahun dengan korban ribuan tentara untuk merebut benteng strategis
itu.
Temukan berbagai macam informasi wisata yang ada di Indonesia beserta makna/arti/cerita tentang wisata tersebut yang ada di indonesia
BalasHapusDan juga artikel-artikel tentang wisata di wisataIndonesiaraya.com dan like page facebook wisataIndonesiaraya.com