Malaka sempat kelimpungan saat 300
kapal layar dan 30 kapal galias bangsa Aceh mengepung kota tersebut. Mereka pun
meminta bantuan bangsa Eropa.
Ilustrasi galias.@Dok Sejarah Aceh
SEBUAH jurnal Prancis yang terbit
sejak tahun 1605 pernah mencatat kegagahan armada laut Kerajaan Aceh kala
mengepung Malaka. Raja Malaka bahkan harus meminta pertolongan bangsa Eropa
untuk menghalau serangan 300 kapal layar dan 30 galias bangsa Aceh.
Saat itu jurnal yang kerap mengulas
strategi militer di Eropa atau kehidupan-kehidupan istana ini dipimpin oleh
Jean Richer (1635) yang kemudian diganti Theophraste Renaudot (1644).
Jurnal berbahasa Prancis ini
menceritakan kisah pengepungan ini lewat artikelnya berjudul : Siege de Malaca
par les Dachinois (Pengepungan Malaka oleh orang Aceh) tahun 1629 hingga 1630.
Berikut kisah pengepungan ini
dinukilkan Denys Lombard dalam bukunya Kerajaan Aceh; Zaman Sultan Iskandar
Muda :
Voyone ensuitte une relation publice
par les Espagnols de ce que les Portugais ont fait ceste année aux Indes.
L’ évesque de Cochin estant mort en
la ville de Goa, Sa Majesté Catholique envoya ordre pour establir trios chefs
au gouvernement des Indes Orientales. Ses despesches estans ouvertes au conseil
on cogneut que la volonté de ladite Majesté estoit d’admettre audit government
les trios chefs qu’il nommoit, pour ester a l’advenir les Indes régies par un
Triumvirat, ce qui n’avoit esté pratiqué jusques alors en ces pays-la depuis
que les Portugais y sont establish. D. Nugna, Alvares de Boteillo, l’un de ces
trios gouverneurs, ne fut si tost en la possession du gouvernement, que le Roy
d’Aliena luy envoya une ambassade, pour le prier de le secourir et ayder a
faire lever le siege de la ville de Malaca, assiégé par les Dachinois,
s’offrant d’aller par après assiégér la Xitera (ou nouvelle Cour Belgique des
Hollandais, ou ils tenoient leur Gouvernement) avec une puissante arméé. Xitera
est une isle proche de Malaca ou les Hollandais ont fait bator une puissante
forteresse.
Sur les offers de ce Roy, Nugna
Alvares estant choisi pour conduire le secours a Malaca, fut bien aise de ceste
charge, pour avoir autrefois esté employé
aux gueres faictes contre les Hollandais. Pour l’exécution de ce
dessein il fit équiper et armer trente navires et qulques galéres pour porter
des vivres et munitions, laissant la charge du gouvernement aux deux
gouverneurs ses collegues. Il partit de Goa avec cette armée, et suivant sa
route arriva a la veue de Malaca, ou il trouva la ville assiégée par mer et par
terre, par les Dachinois grands ennemis des Chrestiens, qui avoient leur armée
navale plus de trios cens voiles et trente galeres Royales. Apres que Dom Nugna
eut recogneu le camp des enemis, il les alla investir de nuict; Durant laquelle
il les assaillit, les défit et mit en route; et poursuivant sa victoire,
descend en terre avec ses forces, et alla attaquer le gros de l’armée des
Dachinois, plus grande beaucoup en nombre d’hommes que la sienne; néant moins
se confiant au courage des siens, la combatit et la défit, emmenant grand
nombre de prissonniers, le reste estant contraint de se sauvér a la fuite; et
ainsi la ville de Malaca fut délivree du siege qu’elle avoit soustenu l’espace
de cinq mois, estant alors réduite a une grande disette de vivres et d’autres
necessite sans pour cela perdre courage, ayan résisté puissamment contre les
attaques des ennemis.
Le general Nugna Alvares estoit a la
teste de son armée et surmonta en cette expedition les lieux et endroicts plus
périlleux. Il asseura tallement le courage des siens que la gloire luy demeura
d’avoir libéré Malaca de ce long siege, et gaigna sur les ennemis quatre cens
pieces d’artillerie, entre lesquelles il y en avoit cent de quarante livres de
caliber avec lesquelles il remis sur son armée navale, et alors la ville de
Apres cela Nugna avec son armée navale s’achemina vers Xisera, ou le ioint avec
luy se rendirent masitres de la forteresse.
Terjemahan :
Marilah kita lihat sekarang sebuah
cerita yang diterbitkan oleh orang Spanyol mengenai apa yang dilakukan bangsa
Portugis tahun ini di Hindia.
Karena Uskup Cochin, telah wafat di
Kota Goa, Paduka Katolik mengirim perintah supaya ditempatkan tiga pemimpin
dalam Pemerintahan Hindia Timur. Setelah pesannya dibuka di Dewan, maka
diketahui bahwa menurut keinginan Seri Paduka hendaknya ketiga pemimpin yang
disebutnya dimasukkan ke dalam pemerintahan, supaya Hindia untuk selanjutnya
diperintah oleh sebuah Triumvirat. (Ketiga gubernur itu ialah Nuno Alvares
Botelho, kapten jenderal “Armada Alto-bordo” , Dom Lourenco dan Cunha, kapten
kota Goa dan Goncalo Pinto da Fonseca), suatu hal yang sejak bangsa Portugis
menetap di sana belum pernah dilakukan di negeri-negeri itu sampai saat itu.
Baru saja D. Nugna, Alvares de Boteillo, salah satu dari ketiga gubernur itu
memegang jabatannya, maka Raja Aliena mengirim utusan minta pertolongan dan
bantuan untuk membebaskan Kota Malaka yang sedang dikepung oleh bangsa Aceh,
disertai dengan tawaran; sesudahnya akan mengepung Xitera (atau Istana Belgia
baru kepunyaan Belanda, tempat pemerintahan mereka) dengan tentara yang kuat
sekali. Xitera adalah pulau dekat dengan Malaka tempat sebuah benteng yang kuat
didirikan oleh bangsa Belanda.
Atas tawaran raja ini, Nugna Alvares
yang dipilih untuk memimpin bantuan bagi Malaka, senang dengan tugas ini karena
dahulu sudah pernah ikut serta dalam perang-perang melawan bangsa Belanda.
Untuk melaksanakan rencana itu, ia memperlengkapi dan mempersenjatai tiga puluh
kapal dan beberapa galias (dua puluh delapan kapal_menurut teks Portugis) yang
harus mengangkut makanan dan amunisi, sedangkan tugas pemerintahan diserahkannya
kepada kedua gubernur lainnya, rekan-rekannya. Ia berangkat dari Goa bersama
tentara itu, lalu menempuh jalan sampai tiba di depan Malaka; di sana
ditemukannya kota itu dikepung dari laut dan dari darat oleh bangsa Aceh, musuh
besar orang Eropa, yang mempunyai lebih dari tiga ratus kapal layar dan tiga
puluh galias kerajaan dalam angkatan lautnya. Setelah sempat tinggal musuh
diketahui oleh Dom Nugna, malam hari dikepungnya; sementara itu ia menyerang,
mengalahkan dan mengusir musuh itu; dan untuk melanjutkan kemenangannya, ia
mendarat bersama angkatan bersenjatanya dan menyerang bagian pokok tentara Aceh
yang jauh lebih besar jumlahnya dari tentaranya sendiri; meskipun begitu ia
mengandalkan keberanian orang-orangnya, dan tentara itu diserbunya dan
dikalahkannya, dan dibawanya sejumlah besar tawanan, sedangkan sisanya terpaksa
lari untuk menyelamatkan nyawanya; maka demikianlah kota Malaka dibebaskan dari
pengepungan yang sudah lima bulan lamanya dideritanya, bersama kekurangan akan
makanan dan keperluan lain, tetapi keberaniannya tak luntur dan serbuan-serbuan
musuh dilawannya dengan kuat.
Jenderal Nugna Alvares memimpin
tentaranya dan, selama serangan ini, berhasil melintasi tempat-tempat yang
paling berbahaya. Keberanian anak buahnya diandalkannya sedemikian kukuhnya
hingga ia tetap jaya karena telah membebaskan Malaka dari pengepungan yang
lama, dan dari musuhnya direbutnya empat ratus alat artileri, di antaranya yang
berbobot seratus empat puluh pon caliber yang dibawanya ke armada lautnya, maka
kemudian Kota Malaka yang mulai menjadi kunci perniagaan Hindia Timur. Sesudah
itu Nugna bersama angkatan lautnya menuju Xisera; di sana Raja Aliena sudah
menggantung banyak orang Belanda, dan setelah mereka bergabung dengannya,
mereka merebut bentengnya.[]
sumber : Kerajaan Aceh; Zaman Sultan Iskandar
Muda karangan Denys Lombard.
Temukan berbagai macam informasi wisata yang ada di Indonesia beserta makna/arti/cerita tentang wisata tersebut yang ada di indonesia
BalasHapusDan juga artikel-artikel tentang wisata di wisataIndonesiaraya.com dan like page facebook wisataIndonesiaraya.com
Temukan berbagai macam informasi wisata yang ada di Indonesia beserta makna/arti/cerita tentang wisata tersebut yang ada di indonesia
BalasHapusDan juga artikel-artikel tentang wisata di wisataIndonesiaraya.com dan like page facebook wisataIndonesiaraya.com