Setelah
berkisah tentang kelihaian Malik Mahmud dalam memanipulasi sejarah Aceh
pada rapat Sigom Donya di Stavanger Norwegia 10 tahun lalu, cerita
tentang Malik Mahmud kali ini akan lebih menyoroti tentang
“petualangan†Malik Mahmud dengan banyak wanita. Silsilah keluarga
yang tidak jelas dan ketertutupan Malik Mahmud akan hal-hal yang
bersifat pribadi, adalah hal wajar bagi kebanyakan orang yang hidup
dalam dunia hitam. Tidak jelas siapa orangnya yang disebut dengan Mrs.
Malik Mahmud atau Nyonya Malik, namun yang sudah menjadi rahasia umum
adalah
banyak wanita di sekeliling Malik Mahmud.
“Petualanganâ€
Malek Mahmud dan perempuan bukanlah hal baru bagi rakyat Aceh maupun
kalangan eks kombatan GAM. Beberapa kesaksian dari sahabat yang gemar
dalam “berpetualang†di dunia hiburan malam seluruh dunia,
menyebutkan bahwa sosok Sang Pemangku Wali ini, adalah orang yang
sangat flamboyant, santai dan bersahabat. Hal ini tentunya
berbeda dengan yang dikenal oleh rakyat Aceh selama ini, dimana Malik
Mahmud adalah figur yang tegas, tertutup dan keras.
http://www.flickr.com/photos/yusufdaud/7696170304/in/photostream/
Namun semua kesan keras dan ketegasannya tersebut hilang seketika dalam “petualangannya†kePalm Hills Casino resort Las Vegas tahun
2006 lalu, disebutkan bahwa ia menghabiskan hampir seluruh waktunya di
dalam Hugh Hefner club Sky Villa sebuah klub yang dimiliki oleh bos
majalah Playboy, Hugh Hefner. Klub ini memang luar biasa, dengan
menyuguhkan hiburan-hiburan kelas dunia dengan menu wanita-wanita paling
cantik sejagad koleksi
majalah Playboy dari seluruh dunia. Artis-artis top Hollywood, pengusaha
hingga para dictator negara-negara ATimur Tengah kerap menjadi tamu
istimewa klub yang berharga $35,000 USD per malamnya. Malik Mahmud tentu
dengan kekuatan dan pengaruhnya yang begitu besar di Aceh maupun
kalangan eks kombatan GAM tidak terlalu kesulitan untuk memperoleh dan
membelanjakan uang sebesar itu untuk membeli sebuah surga di dunia.
http://www.flickr.com/photos/yusufdaud/7696173690/in/photostream
Selain
di Amerika dan Eropa, petualangan Sang Pemangku Wali juga dilakukan di
local area, juga regional. Seperti di Singapura dan Medan, dua kota yang
menjadi tempat favorite Malik untuk menghabiskan weekendnya. Setiap
akhir sholat Jumat, Malek Mahmud secara rutin “terbang†ke Singapura
maupun Medan untuk menuntaskan hasrat dan syahwatnya yang tertahan
selama lebih kurang 5 hari berada di Serambi Mekah.Di Singapura, sasaran
penuntasan syahwat Malik adalah di Orchad Tower maupun Huxon Hill, dua
tempat yang terkenal dengan wanita-wanita penjaja
seks high class. Sementara itu di Medan, Malek kerap
memanfaatkan “jasa†penyedia layanan “pesan-antar†untuk
melayaninya di hotel-hotel seperti Medan Deli maupun Polonia Medan.
http://www.flickr.com/photos/yusufdaud/7696165344/in/photostream/
Terlepas
dari baik ataupun buruknya keadaan ini jika dilihat dari sisi religius,
paling tidak kita semua menyadari bahwa kita hidup di dunia dan alam
yang sama, kita pun menghirup udara yang sama pula sehingga tentu apa
yang dilakukan oleh Pemangku Wali adalah hal yang manusiawi dimana semua
manusia lahir disertai dengan akal dan nafsu. Apapun baju yang
dikenakannya, Pendeta, Ustadz atau bahkan Pemangku Wali sekalipun.
Semuanya tetap manusia dan masih memiliki nafsu, namun hanya dengan akal
lah kehormatan dan reputasi dapat dibangun sehingga tampil sebagai
sosok yang pantas untuk menjadi panutan. Apakah Sang Pemangku Wali
pantas untuk menjadi panutan kita? Andalah yang memilih sesuai dari
sudut pandang mana anda melihat.
Komentar
Posting Komentar